Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2022

Nyuwun Pangestu - Menuju Pameran Karya ACZ Achmad Charris Zubair 29 Juli - 6 Agt 2022 [ Video #1 ]

. . Nyuwun Pangestu - Menuju Pameran Karya ACZ Achmad Charris Zubair 29 Juli - 6 Agt 2022 [ Video #1 ] . “Untuk apa memperingati hari-hari bersejarah ? Jauh lebih penting memenangkan hari ini dan merebut masa depan yang penuh ketidakpastian dalam kompetisi global.  Sejarah adalah peristiwa dan kejadian masa lampau. Tetapi tidak semua peristiwa dan kejadian masa lampau menjadi sejarah, kecuali yang memberi dampak terhadap masa kini atau menjadi titik krusial dalam kehidupan seseorang. Sejarah menentukan hari depan. Sejarah tidak hanya merekam peristiwa dan manusia-manusia baik, tetapi juga sebaliknya... baik dan buruk pada waktunya menjadi sejarah yang tak dapat dihapus.”  . Pameran Karya dan Kilas Balik Achmad Charris Zubair rencananya akan dilaksanakan pada ; 29 Juli 2022 sd 6 Agt 2022 di Museum Intro - Living Museum Kotagede - Tegalgendu Yogyakarta . Nyuwun pangestu, dan terimakasih kepada : - Ibu  Dian  Lakshmi Pratiwi, S.S., M.A -  Kebudayaan / Dinas Kebudayaan  Prov DIY  - Museum

ACZ - Achmad Charris Zubair

. ACZ Achmad Charris Zubair , sekarang lebih dikenal sebagai Budayawan, ilmuwan dan Penggerak Budaya Masyarakat Kotagede, ACZ  adalah dosen purna tugas dari Fakultas Filsafat UGM per 1 Agustus 2017 dengan pangkat gol terakhir IV/d dan jabatan terakhir Lektor Kepala.   Lahir di Yogyakarta 25 Juli 1952. Pendidikan SD Muhammadiyah Kleco tahun 1964, SMP Negeri IX Yogyakarta tahun 1967, dan SMA Negeri 1 Wates Kulon Progo 1970. Sempat kuliah di Akademi Bank YPKP Bandung, sebelum masuk di Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada dan tamat 1979, Fakultas Pascasarjana Universitas Indonesia 1988.  . Sejak 1980 Staf Pengajar di Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada, dalam mata kuliah Etika, Etika Pancasila dan Metode Penelitian Filsafat. Staf Pengajar Luar Biasa di Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga, dalam mata kuliah Etika. Dalam lingkup masyarakat Kotagede, ia dikenal sebagai penggagas Pusat Dokumentasi Kotagede (PUSDOK), yang saat awal berdirinya sekretariat PUSDOK terletak di rumahn